Sabtu, 27 Maret 2010

Makalah Akademis


 Makalah Akademis
Teori organisasi Umum 2

Nama : Rahmaddy sutopo
Kelas : 2KA21
NPM : 11108564





Kata Pengantar

          Puji syukur saya ucapkan kehadirat allah swt, karena atas berkah, rahmat dan hidayahNYA penulis dapat menyelesaikan tugas akademis mata kuliah teori organisasi umum 2 ini dengan baik dan lancar.
            Tak lupa shalawat serta salam penulis ucapkan kepada nabi Muhammad SAW yang senantiasa menjadi tauladan bagi kita sebagai umatnya, terima kasih penulis ucapkan kepada dosen mata kuliah teori organisasi umum 2 dan seluruh rekan – rekan  yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Tugas ini dibuat untuk memenuhi persyaratan tugas mata kuliah yang di  masukan dalam materi softskill dimana penulis diarahkan untuk memiliki kemampuan diluar kemampuan teori (hardskill) sehingga dapat bersaing menuju dunia kerja.
            Tak lupa penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya atas ketidaksempurnaan dari tulisan maupun tugas yang penulis, karena keterbatasan literature dan referensi yang penulis dapatkan. Akhir kata penulis berharap tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan yang lainnya.






Bekasi, Maret 2010


                                                                                                                               Penulis

Daftar Isi

Bab I
Ruang Lingkup Ekonomi
a.     Definisi dan Metologi ekonomi
b.     Masalah pokok ekonomi dan pengaruh mekanisme harga
c.      System perekonomian
Bab II
Penentuan Harga Permintaan dan Penawaran
a.     Pengertian permintaan dan penawaran
b.     Hukum permintaan dan penawaran
c.      Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran
d.     Penentuan harga keseimbangan
Bab III & IV
Perilaku konsumen
a.     Pendahuluan
b.     Pendekata perilaku konsumen
1.     Pendekatan Kardinal
2.     Pendekatan ordinal
c.      Konsep elastisitas
1.     Harga
2.     Silang
3.     pendapatan


Bab I
Ruang Lingkup Ekonomi

1.       Definisi dan metologi ekonomi

Ekonomi adalah sistem aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Kata "ekonomi" sendiri berasal dari kata Yunani οκος (oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan νόμος (nomos), atau "peraturan, aturan, hukum," dan secara garis besar diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga." Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja. Ilmu yang mempelajari ekonomi disebut sebagai ilmu ekonomi.
               Secara umum, subyek dalam ekonomi dapat dibagi dengan beberapa cara, yang paling terkenal adalah mikroekonomi vs makroekonomi. Selain itu, subyek ekonomi juga bisa dibagi menjadi positif (deskriptif) vs normatif, mainstream vs heterodox, dan lainnya. Ekonomi juga difungsikan sebagai ilmu terapan dalam manajemen keluarga, bisnis, dan pemerintah. Teori ekonomi juga dapat digunakan dalam bidang-bidang selain bidang moneter, seperti misalnya penelitian perilaku kriminal, penelitian ilmiah, kematian, politik, kesehatan, pendidikan, keluarga dan lainnya. Hal ini dimungkinkan karena pada dasarnya ekonomi seperti yang telah disebutkan di atas adalah ilmu yang mempelajari pilihan manusia.
Ada sebuah peningkatan trend untuk mengaplikasikan ide dan metode ekonomi dalam konteks yang lebih luas. Fokus analisa ekonomi adalah "pembuatan keputusan" dalam berbagai bidang dimana orang dihadapi pada pilihan-pilihan. misalnya bidang pendidikan, pernikahan, kesehatan, hukum, kriminal, perang, dan agama. Gary Becker dari University of Chicago adalah seorang perintis trend ini. Dalam artikel-artikelnya ia menerangkan bahwa ekonomi seharusnya tidak ditegaskan melalui pokok persoalannya, tetapi sebaiknya ditegaskan sebagai pendekatan untuk menerangkan perilaku manusia. Pendapatnya ini terkadang digambarkan sebagai ekonomi imperialis oleh beberapa kritikus.
Banyak ahli ekonomi mainstream merasa bahwa kombinasi antara teori dengan data yang ada sudah cukup untuk membuat kita mengerti fenomena yang ada di dunia. Ilmu ekonomi akan mengalami perubahan besar dalam ide, konsep, dan metodenya; walaupun menurut pendapat kritikus, kadang-kadang perubahan tersebut malah merusak konsep yang benar sehingga tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.
 - Sejarah perkembangan ilmu ekonomi
               Adam Smith sering disebut sebagai yang pertama mengembangkan ilmu ekonomi pada abad 18 sebagai satu cabang tersendiri dalam ilmu pengetahuan. Melalui karya besarnya Wealth of Nations, Smith mencoba mencari tahu sejarah perkembangan negara-negara di Eropa. Sebagai seorang ekonom, Smith tidak melupakan akar moralitasnya terutama yang tertuang dalam The Theory of Moral Sentiments. Perkembangan sejarah pemikiran ekonomi kemudian berlanjut dengan menghasilkan tokoh-tokoh seperti Alfred Marshall, J.M. Keynes, Karl Marx, hingga peraih hadiah Nobel bidang Ekonomi tahun 2006, Edmund Phelps.
               Secara garis besar, perkembangan aliran pemikiran dalam ilmu ekonomi diawali oleh apa yang disebut sebagai aliran klasik. Aliran yang terutama dipelopori oleh Adam Smith ini menekankan adanya invisible hand dalam mengatur pembagian sumber daya, dan oleh karenanya peran pemerintah menjadi sangat dibatasi karena akan mengganggu proses ini. Konsep invisble hand ini kemudian direpresentasikan sebagai mekanisme pasar melalui harga sebagai instrumen utamanya.
               Aliran klasik mengalami kegagalannya setelah terjadi Depresi Besar tahun 1930-an yang menunjukkan bahwa pasar tidak mampu bereaksi terhadap gejolak di pasar saham. Sebagai penanding aliran klasik, Keynes mengajukan teori dalam bukunya General Theory of Employment, Interest, and Money yang menyatakan bahwa pasar tidak selalu mampu menciptakan keseimbangan, dan karena itu intervensi pemerintah harus dilakukan agar distribusi sumber daya mencapai sasarannya. Dua aliran ini kemudian saling "bertarung" dalam dunia ilmu ekonomi dan menghasilkan banyak varian dari keduanya seperti: new classical, neo klasik, new keynesian, monetarist, dan lain sebagainya.
               Namun perkembangan dalam pemikiran ini juga berkembang ke arah lain, seperti teori pertentangan kelas dari Karl Marx dan Friedrich Engels, serta aliran institusional yang pertama dikembangkan oleh Thorstein Veblen dkk dan kemudian oleh peraih nobel Douglass C. North.
Metodologi
               Sering disebut sebagai The queen of social sciences, ilmu ekonomi telah mengembangkan serangkaian metode kuantitatif untuk menganalisis fenomena ekonomi. Jan Tinbergen pada masa setelah Perang Dunia II merupakan salah satu pelopor utama ilmu ekonometri, yang mengkombinasikan matematika, statistik, dan teori ekonomi. Kubu lain dari metode kuantitatif dalam ilmu ekonomi adalah model General equilibrium (keseimbangan umum), yang menggunakan konsep aliran uang dalam masyarakat, dari satu agen ekonomi ke agen yang lain. Dua metode kuantitatif ini kemudian berkembang pesat hingga hampir semua makalah ekonomi sekarang menggunakan salah satu dari keduanya dalam analisisnya. Di lain pihak, metode kualitatif juga sama berkembangnya terutama didorong oleh keterbatasan metode kuantitatif dalam menjelaskan perilaku agen yang berubah-ubah.

 - Empat aspek yang erat hubungannya dengan metodologi dalam analisis ekonomi. Aspek-aspek tersebut adalah:
a.  Masalah pokok ekonomi yang di hadapi setiap masyarakat, yaitu masalah kelangkaan atau kekurangan. Berdasarkan uraian mengenai masalah ekonomi pokok tersebut akan dirumuskan definisi ilmu ekonomi.
b. Jenis-jenis analisis ekonomi.
c. Ciri-ciri utama suatu teori ekonomi dan kegunaan teori ekonomi.
d. Bentuk-bentuk alat analisis yang digunakan pakar ekonomi dalam menerangkan teori ekonomi       dan menganalisis berbagai peristiwa yang terjadi dalam perekonomian.
- Masalah Ekonomi dan Kebutuhan untuk Membuat Pilihan
                Dalam kehidupan sehari-hari setiap individu, perusahaan-perusahaan dan masyarakat secara keseluruhannya akan selalu menghadapi persoalan-persoalan yang bersifat ekonomi...”Apakah yang diartikan dengan kegiatan ekonomi?”
Kegiatan ekonomi dapat didefinisikan sebagai kegiatan seseorang atau suatu perusahaan ataupun suatu masyarakat untuk memproduksi barang dan jasa maupun mengkonsumsi (menggunakan) barang dan jasa tersebut.
Masalah Pokok Perekonomian: Kekurangan
Masalah kelangkaan
Masalah kelangkaan atau kekurangan berlaku sebagai akibat dari ketidakseimbangan antara (i) kebutuhan masyarakat (ii) faktor-faktor produksi yang tersedia dalam masyarakat.
Faktor-faktor produksi yang dapat digunakan untuk menghasilkan barang-barang tersebut adalah relatif terbatas. Oleh karenanya masyarakat tidak dapat memperoleh dan menikmati semua barang yang mereka butuhkan atau inginkan. Mereka perlu membuat dan menentukan pilihan.
Kebutuhan Masyarakat
Yang dimaksudkan dengan kebutuhan masyarakat adalah keinginan masyarakat untuk mengkonsumsi barang dan jasa. Sebagian barang dan jasa ini diimport dari luar negeri. Tetapi kebanyakan diproduksikan di dalam negeri. Keinginan untuk memperoleh barang dan jasa dapat dibedakan kepada dua bentuk:
• Keinginan yang disertai oleh kemampuan untuk membeli.
• Keinginan yang tidak disertai oleh kemampuan untuk membeli.
Keinginan yang disertai dengan kemampuan untuk membeli dinamakan permintaan efektif.
Jenis-jenis Barang
1. Berdasarkan kepentingan barang tersebut dalam kehidupan manusia. Barang-barang tersebut dibedakan kepada barang inferior (contoh: ikan asin dan ubi kayu), barang esensial (contoh: beras, gula dan kopi), barang normal (contoh: baju dan buku) dan barang mewah (contoh: mobil dan emas).
2. Berdasarkan cara penggunaan barang tersebut oleh masyarakat. Barang-barang tersebut dibedakan menjadi barang pribadi (contoh: makanan, pakaian dan mobil) dan barang publik (contoh: jalan raya, lampu lalu lintas dan mercu suar).
Faktor-faktor produksi
Yang dimaksudkan dengan faktor-faktor produksi adalah benda-benda yang disediakan oleh alam atau diciptakan oleh manusia yang dapat digunakan untuk memproduksi barang-barang dan jasa-jasa.
Faktor-faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian dibedakan kepada empat jenis, yaitu:
1. Tanah dan sumber alam, faktor produsi ini disediakan oleh alam. Faktor produksi ini meliputi tanah, barang tambang, hasil hutan dan sumber alam yang dapat dijadikan modal seperti air yang dibendung untuk irigasi atau untuk pembangkit tenaga listrik.
2. Tenaga kerja, faktor produksi ini bukan saja jumlah buruh yang terdapat dalam perekonomian. Pengertian tenaga kerja meliputi keahlian dan keterampilan. Dari segi keahlian dan pendidikannya tenaga kerja dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu: tenaga kerja kasar, tenaga kerja terampil dan tenaga kerja terdidik.
3. Modal, faktor produksi ini merupakan benda yang diciptakan oleh manusia dan digunakan untuk memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang dibutuhkan.
4. Keahlian keusahawanan, faktor produksi ini berbentuk keahlian dan kemampuan pengusaha untuk mendirikan dan mengembangkan berbagai kegiatan usaha. Kealian keusahawanan meliputi kemahiran mengorganisasi ketiga sumber atau faktor produksi tersebut secara efektif dan efisien sehingga usahanya berhasil dan berkembang serta dapat menyediakan barang dan jasa untuk masyarakat.
Sifat-sifat Teori Ekonomi
Sifat-sifat umum dari teori-teori di dalam ilmu ekonomi. Setiap teori mempunyai 4 unsur penting berikut:
• Definisi-definisi yang menjelaskandengan sebaik-baiknya variabel-variabel yang sifat-sifat hubungannya akan diterangkan dalam teori tersebut.
• Sejumlah asumsi-asumsi atau pemisalan-pemisalan mengenai keadaan yang harus wujud supaya teori itu berlaku dengan baik.
• Satu atau beberapa hipotesis mengenai sifat-sifat hubungan di antara berbagai variabel yang dibicarakan.
• Satu atau beberapa ramalan mengenai keadaan-keadaan yang akan berlaku.
Alat-alat Analisis dalam Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi memerlukan beberapa alat analisis untuk menerangkan teori-teorinya dan untuk menguji kebenaran teori-teori tersebut. Grafik dan kurva adalah alat analisis yang utama dalam teori ekonomi. Dalam teori yang lebih mendalam, matematika dan persamaan matematika memegang peranan yang sangat penting. Di samping itu statistik adalah alat analisis untuk mengumpulkan fakta dan menguji kebenaran teori ekonomi.
Peranan Ahli Ekonomi dalam Kebijakan Ekonomi
Tugas dari ahli-ahli ekonomi adalah memikirkan cara-cara dengan menggunakan teori-teori ekonomi sebagai landasan untuk menghindari pertentangan yang mungkin timbul dalam mencapai berbagai tujuan tersebut secara serentak. Di dalam memikirkan cara-cara mengatasi masalah ekonomi yang dihadapi dan mewujudkan tujuan-tujuan ekonomi yang yang ditentukan, analisis yang dibuat haruslah meliputi persoalan-persoalan berikut:
• Tujuan-tujuan dari kebijakan yang dijalankan.
• Cara-cara yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
• Jenis pengorbanan yang harus dibuat untuk mencapai tujuan tersebut.
• Akibat buruk yang mungkin berlaku apabila suatu langkah atau kebijakan ekonomi dilaksanakan.
• Menjajaki langkah alternatif lain yang lebih baik untuk mencapai tujuan-tujuan yang ingin dicapai.
Teori Mikroekonomi
Teori mikroekonomi dapat didefinisikan sebagai: satu bidang dalam ilmu ekonomi yang menganalisis mengenai bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian.Isu pokok yang dianalisis dalam teori mikroekonomi adalah: bagaimanakah caranya menggunakan faktor-faktor produksi yang tersedia secara efisien agar kemakmuran masyarakat dapat dimaksimumkan?
Teori Makroekonomi
Teori makroekonomi membuat analisis mengenai kegiatan dalam suatu perekonomian dari sudut pandang yang berbeda dengan teori mikroekonomi. Analisis makroekonomi merupakan analisis terhadap keseluruhan kegiatan perekonomian. Analisis dalam makroekonomi merincikan pengeluaran agregat kepada 4 komponen: pengeluaran rumah tangga (biasa disebut sebagai konsumsi rumah tangga), pengeluaran pemerintah, pengeluaran perusahaan-perusahaan (biasanya disebut sebagai investasi) dan ekspor-impor. Teori makroekonomi meliputi juga analisis dalam berbagai aspek berikut:
• Masalah ekonomi yang dihadapi, terutama pengangguran dan inflasi, dan bentuk kebijakan pemerintah untuk mengatasinya.
• Peranan uang dalam penentuan kegiatan ekonomi.
2.       Masalah pokok ekonomi dan pengaruh mekanisme pasar
2.1. Masalah Pokok Ekonomi  Menurut Aliran Klasik
Dari keterbatasan sumber daya dan keinginan yang tidak terbatas munculah masalah pokok ekonomi. Masalah pokok ekonomi telah ada sejak dulu dan tetap ada hingga sekarang.  Berikut ini kita akan membahas masalah pokok ekonomi yang telah muncul sejak manusia hidup berkelompok atau bermasyarakat berdasarkan tinjauan ekonomi klasik dan ekonomi moderen.
Ekonomi klasik diwakili oleh Adam Smith kemakmuran tidak terletak pada emas, melainkan pada barang-barang.  Kemakmuran menunjukkan suatu keadaan yang seimbang antara kebutuhan dengan benda pemuas kebutuhan.  Proses untuk mencapai kemakmuran suatu masyarakat adalah tidak mudah.  Hal inilah yang menjadi masalah pokok ekonomi di masyarakat.
Menurut teori ilmu ekonomi klasik, masalah pokok ekonomi masyarakat dapat digolongkan  kepada tiga permasalahan penting, yaitu masalah produksi, masalah distribusi, dan masalah konsumsi.
a. Masalah produksi
Untuk mencapai kemakmuran, barang-barang kebutuhan harus tersedia ditengah masyarakat.  Karena masyarakat sangat heterogen, maka barang-barang yang tersediapun beragam jenisnya sehingga muncul permasalahan bagi produsen, yaitu barang apa saja yang harus diproduksi.  Munculnya pertanyaan di atas tersebut tidak lain karena heterogennya masyarakat.  Dengan demikian, kekhawatiran apabila memproduksi barang tertentu, tetapi tidak dikonsumsi masyarakat.
b. Masalah Distribusi
Agar barang/jasa yang telah dihasilkan dapat sampai kepada orang yang tepat, dibutuhkan saran dan prasarana disribusi yang baik.  Contoh, dari kebun hasil panen perlu alat angkut yang ditunjang prasarana jalan yang baik agar hasil panen cepat sampai ketangan konsumen dan tidak tertimbun di produsen.
c. Masalah Konsumsi
Hasil produksi yang telah didistribusikan pada masyarakat idealnya dapat dipakai atau dikonsumsi oleh masyarakat yang tepat dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang tepat pula.  Persoalan yang muncul apakah barang tersebut akan dikonsumsi dengan tepat oleh masyarakt yang benar-benar membutuhkannya atau menjadi sia-sia karena tidak terjangkau oleh masyarakat sehingga proses konsumsi tidak berjalan sebagaimana mestinya ?
2.2. Masalah Pokok Ekonomi Menurut Aliran Moderen
Para ahli ekonomi moderen sepakat bahwa dengan sumber daya yang tersedia, paling sedikit ada tiga masalah pokok yang dihadapi setiap perekonomian yang harus dipecahkan oleh masyarakat sebagai subjek ekonomi.
a. Barang dan Jasa apa yang akan diproduksi dan berapa banyak ? (What and How Much ?)
Mengingat bahwa sumber produksi yang tersedia terbatas dan penggunaannya bersifat alternatif, maka masyarakat harus menentukan jenis dan jumlah barang dan jasa yang akan diproduksi.  Masyarakat dapat memilih satu atau beberapa jenis barang dan jasa yang akan diproduksi dengan perbandingan tertentunya yang dipandang paling menguntungkan dan memberikan manfaat yang paling besar bagi masyarakat guna memenuhi kebutuhan.
Bila saja suatu negara tertentu memproduksi senjata, peluru nuklir atau bahkan komputer.  Di sisi lain banyak memproduksi bahan pangan seperti beras, gandum, sayuran, dan buah-buahan.  Lalu dari mana senjata untuk angkatan perang ? dengan adanya kegiatan perdagangan internasional kebutuhan senjata dapat dipenuhi dengan cara membeli dari negara yang memproduksi senjata tersebut.
b. Bagaimana cara memproduksi ? (How ?)
Pertanyaan ini menyangkut teknik produksi yang diterapkan dan kemampuan yang mengkombinasikan faktor-faktor produksi atau sumber daya yang ada di dalam proses produksi.  Dengan keterbatasan sumber daya ekonomi yang tersedia para produsen harus mampu menciptakan teknik produksi yang efisien.  Untuk itu kemajuan dalam bidang ilmu dan dan teknologi produksi perlu ditingkatkan.
c. Untuk siapa barang dan jasa dihasikan (for Whom ?)
Pertanyaan ini menyangkut masalah untuk siapa atau lapisan masyarakat mana yang menikmati barang jasa yang diproduksi.  Apakah setiap warga mendapat bagian yang sama atau berbeda ?
Apakah barang / jasa hanya untuk orang kaya saja? Apakah pendapatan nasional telah didistribusikan secara adil? Haruskah gajih para manajer sepuluh kali lipat dari buruh? Apakah proyek mobil murah perlu dilaksanakan agar penduduk berpendapatan rendah dapat mengonsumsinya? Semua pertanyaan tersebut menyangkut untuk siapa barang ? jasa diproduksi.
Ketiga masalah di atas yaitu what, how dan for whom bersifat fundamental dan bersifat kait-mengait satu dengan yang lainnya serta selalu dihadapi oleh setiap negara, baik negara sedang berkembang maupan negara yang sudah maju.  Namun, tidak semua perekonomian dapat memecahkan ketiga masalah tersebut dengan cara yang sama.

3.       Sistem perekonomian
Permasalahan masyarakat yang telah disebutkan sebelumnya diusahakan pemecahannya.  Usaha tersebut diwujudkan melalui sistem ekonomi yang dipilih suatu negara.  System ekonomi adalah perangkat atau alat yang digunakan untuk menjawab secara tuntas masalah apa, bagaimana, dan untuk siapa barang diproduksi.  Efektif atau tidaknya jawaban-jawaban yang diberikan sangat tergantung kepada system ekonomi yang dipilih.  Secara umum, terdapat empat system ekonomi.
3.1. Sistem Ekonomi Tradisional
Dalam system ekonomi trdisional, masalah apa, bagaimana, dan untuk siapa, dijawab dengan adanya adat atau tradisi turun-temurun.  Adat ini diwariskan secara konsisten kepada generasi-generasi berikutnya.  Kita bisa melihat bagaimana suatu suku tradisional di Lembah baliem, Irian Jaya dalam menjawab masalah-masalah ekonomi mereka.  Semanya telah diatur dengan rapi, yaitu dengan adat.  Adat sangat menentukan kapan masa berperang, kapan mengadakan panen, system pertanian yang dipakai, dan lain-lain.  Bagi kita yang berada di luar , mungkin hal tersebut terasa ganjil dan tak masuk akal.  Namun, bagi mereka itulah solusi yang paling baik dan mampu memberikan jawaban bagi permasalahan yang mereka hadapi.
System ekonomi tradisional mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
  1. Tidak adanya pemisah yang tegas antara rumah tangga produksi dan rumah tangga konsumsi sehingga dianggap masih dalam satu kesatuan.
  2. Teknologi yang digunakan masih sangat sederhana.
  3. Tidak terdapat pembagian kerja, jikapun ada masih sangat sederhana.
  4. Tidak ada hubungan dengan dunia luar sehingga masyarakatnya sangat statis.
Berdasarkan ciri-ciri tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa system ekonomi tradisional mempunyai kebaikan, yaitu terjadinya persaingan yang sehat serta tidak menimbulkan tekanan jiwa dalam masyarakat karena anggota masyarakat tidak dibebani oleh target-target tertentu yang harus dicapai, namun demikian, sistem ekonomi tradisional ini juga mempunyai kelemahan, yaitu masyarakatnya sulit berkembang.

3.2. Sistem Ekonomi Komando
Sisi ekstrim system ekonomi lainnya adalah system ekonomi komando atau perencanan terpusat.  Dalam system ekonomi ini, pemerintah sangat dominan.  Peran ini diwujudkan dalam satu komando, baik produksi maupun konsumsi.  Pemerintah akan menentukan apa, bagaimana dan untuk siapa barang yang diproduksi.  Pemerintah juga menentukan siapa saja yang kaya dan siapa saja yang miskin.
System ekonomi terpusat memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
  1. Kegiatan ekonomi (produksi, konsumsi, dan distribusi) diatur oeh pemerintah
  2. Kebebsan individu dalam berusaha tidak ada.
  3. Kebebasan individu dalam memiliki kekayaan pribadi tidak ada.
  4. Kepemilikan alat produksi sepenuhnya pada pemerintah.
  5. Kegiatan ekonomi tidak melibatkan masyarakat atau swasta.
3.3. Sistem Ekonomi Pasar
Jika system ekonomi komando dikendalikan oleh pemerintah, maka lain dengan system ekonomi pasar (sistem ekonomi liberal) yang menyerahkan jawaban permasalahan ekonomi seluruhnya kepada pasar.
Dalam system ekonomi pasar, system harga, pasar dan laba sangat menentukan jawaban terhadap pertanyaan apa, bagaimanan dan untuk siapa.  Orang yang ingin mendapatkan laba haruslah menguasai pasar (jika bisa 100%) dengan mengandalkan teknologi yang maju dan harga yang tinggi.
System ini cenderung membuat suatu monopoli dan persaingan tidak sehat.  Asalkan untuk mendapatkan keuntungan segala cara dilakukan.  Perusahaan-perusahaan bersaing sangat bebas karena peranan pemerintah sama sekali tidak ada.
Sistem ekonomi liberal memiliki beberapa ciri utama sebagai berikut.
  1. Kegiatan ekonomi sepenuhnya diserahkan dan diaksanakan oleh swasta/masyarakat.
  2. Kebebasan masyarakat untuk memiliki alat-alat produksi dan berusaha diakui.
  3. Hak milik perorangan diakui
  4. Keikutsertaan pemerintah dalam bidang ekonomi dilakukan tidak secara langsung dan hanya terbatas pada pembuatan peraturan dan kebijakan ekonomi.
  5. Kebebasan masyarakat untuk berinovasi dan berimprovisasi diakui dan dihormati.
  6. Kegiatan ynag dilasanakan bersifat profit oriented.
3.4. Sistem Ekonomi Campuran
Haruslah kita sadari bahwa pada saat ini tidak ada satu pun negara yang secara tegas menganut satu diantara tiga system ekonomi tersebut.  Baik China yang berfaham komunis dan sangat besar kemungkinannya menerapkan system ekonomi komando, maupun Amerika Serikat yang menjadi kiblat dari ekonomi pasar, tidak secara tegas menyatakan bahwa system ekonomi yang mereka pakai adalah system ekonomi komando atau system ekonomi pasar.
Kecenderungan saat ini adalah adanya sistem ekonomi campuran (mixed economy), yaitu mengambil sebagian unsur-unsur pasar, tradisional, dan komando.  Hal ini didasari kesadaran saling ketergantungan antar negara dan adanya pengaruh ekonomi global.
Dalam system ekonomi campuran, mekanisme harga dan pasar bebas yang dianut oleh sisyten ekonomi pasar bebas dapat berdampingan dengan adanya perencanaan dari pusat seperti yang dianut oleh sisem ekonomi campuran terdapat peranan pemerintah untuk mengendalikan pasaran yang bertujuan agar ekonomi tak lepas sama sekali dan menguntungkan pasar pemiik modal yang besar sehingga membentuk monopoli








Bab II
Penentuan Harga Permintaan dan Penawaran
Dalam ekonomi terdapat permintaan (demand) dan penawaran (supply) yang saling bertemu dan membentuk satu titik pertemuan dalam satuan harga dan kuantitas (jumlah barang). Setiap transaksi perdagangan pasti ada permintaan, penawaran, harga dan kuantitas yang saling mempengaruhi satu sama lain.
1.       Pengertian Permintaan dan Penawaran
                Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu.
                Adanya permintaan belum merupakan syarat yang cukup untuk mewujudkan transaksi dalam suatu pasar. Permintaan akan terjadi jika penjual dapat menyediakan barang-barang yang diperlukan oleh konsumen. Pada awalnya, bila dagangan ingin laku maka penjual harus benar-benar pintar dalam menawarkan barang dagangannya kepada pembeli. Di sini jelas bahwa penawaran datang dari para penjual. Penawaran adalah sejumlah barang yang ditawarkan untuk dijual pada berbagai tingkat harga dalam suatu pasar pada waktu tertentu.
Dalam melakukan penawaran, penawaran dapat digolongkan menjadi dua yaitu
a. Penawaran Individu
Penawaran Individu adalah penawaran yang dimiliki oleh seorang Penguasa
b.  Penawaran besar/Kolektif
Penawaran yang terdapat pada pasar.
2.       Hukum Permintaan dan Penawaran
                Dalam hukum permintaan dijelaskan sifat hubungan antara permintaan suatu barang dengan tingkat harganya. Hukum permintaan menyatakan bahwa makin rendah harga suatu barang maka semangkin banyak permintaan tersebut. Sebaliknya, makin tinggi harga suatu barang maka makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut.hukum itu berlaku bila keadaan lain cateris paribus atau tidak berubah.
Hubungan yang erat antara harga dan jumlah barang yang diminta melahirkan pengertian hukum permintaan, yang berbunyi:”jumlah barang yang diminta selalu berbanding terbalik dengan harganya”.
                Hukum penawaran adalah suatu pernyataan yang menjelaskan tentang sifat hubungan antara harga dan jumlah barang tersebut yang ditawarkan oleh penjual. Dalam hukum ini dinyatakan bagaimana keinginan para penjual untuk menawarkan barangnya tersebut jika barangnya itu mempunyai harga yang rendah dan jika dia juga mempunyai harga barang yang tinggi. Hukum penawaran pada dasarnya mengatakan bahwa makin tinggi harga sesuatu barang, semangkin banyak pula jumlah barang tersebut akan ditawarakan oleh para penjual. Sebaliknya makin rendah harga barang maka akan semangkin sedikit jumlah barang tersebut akan ditawarkan oleh para penjual.

3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran
3.1  Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Permintaan (Demand)
1. Perilaku konsumen / selera konsumen
                Saat ini handphone blackberry sedang trend dan banyak yang beli, tetapi beberapa tahun mendatang mungkin blackberry sudah dianggap kuno.
2. Ketersediaan dan harga barang sejenis pengganti dan pelengkap
                Jika roti tawar tidak ada atau harganya sangat mahal maka meises, selai dan m argarin akan turun permintaannya.
3. Pendapatan/penghasilan konsumen
                Orang yang punya gaji dan tunjangan besar dia dapat membeli banyak barang yang dia inginkan, tetapi jika pendapatannya rendah maka seseorang mungkin akan mengirit pemakaian barang yang dibelinya agar jarang beli.
4. Perkiraan harga di masa depan
                Barang yang harganya diperkirakan akan naik, maka orang akan menimbun atau membeli ketika harganya masih rendah misalnya seperti bbm/bensin.
5. Banyaknya/intensitas kebutuhan konsumen
                Ketika flu burung dan flu babi sedang menggila, produk masker pelindung akan sangat laris. Pada bulan puasa (ramadhan) permintaan belewah, timun suri, cincau, sirup, es batu, kurma, dan lain sebagainya akan sangat tinggi dibandingkan bulan lainnya.
3.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Penawaran (Suply)
1. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan
                Jika biaya pembuatan/produksi suatu produk sangat tinggi maka produsen akan membuat produk lebih sedikit dengan harga jual yang mahal karena takut tidak mampu bersaing dengan produk sejenis dan produk tidak laku terjual. Dengan adanya teknologi canggih bisa menyebabkan pemangkasan biaya produksi sehingga memicu penurunan harga.
2. Tujuan Perusahaan
                Perusahaan yang bertujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya (profit oriented) akan menjual produknya dengan marjin keuntungan yang besar sehingga harga jual jadi tinggi. Jika perusahaan ingin produknya laris dan menguasai pasar maka perusahaan menetapkan harga yang rendah dengan tingkat keuntungan yang rendah sehingga harga jual akan rendah untuk menarik minat konsumen.
3. Pajak
                Pajak yang naik akan menyebabkan harga jual jadi lebih tinggi sehingga perusahan menawarkan lebih sedikit produk akibat permintaan konsumen yang turun.
4. Ketersediaan dan harga barang pengganti/pelengkap
                Jika ada produk pesaing sejenis di pasar dengan harga yang murah maka konsumen akan ada yang beralih ke produk yang lebih murah sehingga terjadi penurunan permintaan, akhirnya penawaran pun dikurangi.
5. Prediksi / perkiraan harga di masa depan
                Ketika harga jual akan naik di masa mendatang perusahaan akan mempersiapkan diri dengan memperbanyak output produksi dengan harapan bisa menawarkan/menjual lebih banyak ketika harga naik akibat berbagai faktor.

3.       Penentuan harga Keseimbangan
HARGA KESEIMBANGAN (Eqilibrium Price)
               Agar terjadi transaksi antara pembeli dan dan penjual, maka permintaan dan penawaran harus mencapai titik temu. Bila pembeli menawarkan harga terlalu rendah, maka tidak akan terjadi transaksi.demikian pula bila penjual bertahan pada harga yang tinggi, transaksi juga tidak akan terjadi oleh karena itu, dibutuhkan suatu kesepakatan antara penjual dan pembeli sehingga transaksi jual beli terjadi.
- PENGERTIAN HARGA KESEIMBANGAN
                Masalah harga berhubungan dengan barang ekonomis, sebab barang ekonomis adanya langkah dan berguna dan untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan uang dengan bantuan harga. Harga adalah perwujudan nilai tukar atas suatu barang/jasa yang dinyatakan uang. Oleh karena itu harga merupakan nilai tukar obyektif atas barang/jasa dan nilai tukar obyektif itu sendiri adalah harga pasar atau harga keseimbangan. Harga pasar tidak terbentuk secara otomatis akan tetapi melalui suatu proses mekanisme pasar yakni tarik menarik antara kekuatan pembeli dengan permintaannya dan kekuatan penjual dengan penawarannya.
                Berdasarkan pengertian tersebut maka harga keseimbangan dapat diartikan suatu tingkat harga yang telah disepakati oleh pembeli dan penjual di pasar. Harga keseimbangan ditunjukkan oleh titik temu antara kurva permintaan yang merupakan keinginan para pembeli dan kurva penawaran yang yang merupakan kehendak para penjual.
2. macam-macam Penjual dan Pembeli
                Di pasar terjadi kontak antara pembeli dan pembeli yang memiliki harga subyektif masing-masing yang berbeda . harga subyektif adalah harga taksiran yang yang diinginkan oleh para pembeli dan dikehendaki oleh para penjual. Harga subyektif pembeli dipengaruhi oleh daya beli dan intesitas kebutuhan sedangkan harga subyektif para penjual dipengaruhi oleh biaya produksi, sifat barang yang diperdagangkan dan kekuatan modal atau kondisi keuangannya.
Berdasarkan tinggi rendahnya harga subyektif para pembeli dan penjual tersebut maka akan dibedakan macam-macam pembeli adalah sebagai berikut:
a. Pembeli Supermarginal
                Yaitu pembeli yang mempunyai daya belinya ditas harga pasar dan mereka memiliki kelebihan kesedian untuk membayar harga barang yang ada di pasar atau mereka menerima premi konsumen (consumer ren’s). jadi oaring yang memiliki daya beli tinggi .

b. Pembeli Marginal
                Yaitu pembeli yang mempunyai daya beli yang sesuai dengan harga pasar . penjual yang pertama pembeli pada golongan ini masih tergolong efektif
c. Pembeli Submarginal
                Yaitu pembeli yang mempunyai daya beli yang lebih rendah daripada harga pasar sehingga pembeli ini bersifat mutlak atau absoulut.
Sedangkan penjual dibedakan menjadi tiga juga yaitu sebagai berikut:
a. Penjual Supermarginal
                Yaitu biaya atau harga produksi lebih rendah dari harga pasar. Penjual ini akan mendapatkan premi produsen karena mereka lebih efisien daripada yang lain
b. Penjual Marginal
                Yaitu biaya atau harga produksi yang sama dengan harga pasar. Penjual yang pertama kali bangkrut adalah penjual seperti ini karena produsen ini tidak dapat ikut menjual dipasar.

c. Penjual Submarginal
Yaitu biaya atau harga produksi yang mempunyai harga dibawah harga pasar.Penjual/produsen seperti ini tidak dapat ikut serta untuk berjualan dipasar.

 - Proses terbentuknya Harga Pasar
Seperti dijelaskan diatas bahwa harga pasar terbentuk melalui proses tawar menawar antara penjual dan pembeli. Secara rinci proses pembentukan harga dapat kamu cermati sebagai berikut :

a. Mula-mula penjual menawarkan barang atau jasa dengan harga tinggi, sedangkan pembeli mengajukan tawaran harga yang lebih rendah dengan demikian bila masing-masing tertahankan pasti tidak akan terjadi transaksi jual beli
b. Oleh karena itu maka pembeli terdorong untuk menaikkan hargatawarannya agar bisa memperoleh barang atau jasa yang diinginkan. Sedangkan penjual bersedia menurunkan harga agar barang dan jasa yang ditawarkan dapat terjual.
c. Tawar menawar antara pembeli dan penjual ini berlangsung terus sampai diperoleh tingkat harga yang disepakati kedua belah pihak yaitu saat harga barang atau jasa yang diminta sama dengan harga barang atau jasa yang ditawarkan.
Untuk memperjelas pemahamanmu maka perhatikan tabel sebagai berikut:
Tabel Permintaan dan Penawaran beras Pulen X
Harga beras per Kg Permintaan Penawaran Keterangan
1 Rp5.000,- 0 600 Kelebihan Penawaran
2 Rp4.500,- 75 525
3 Rp4.000,- 150 450
4 Rp 3000,- 300 300 Harga Keseimbangan
5 Rp 2000,- 450 150
6 Rp 1.500,- 525 75
7 Rp 1.000,- 600 0 Kelebihan Penawaran

 - Kelebihan Penawaran
                Perhatikan titik D dan s1 Sepanjang titik s1 dan d disebut kelebihan penawaran. Kelebihan pertama terjadi ketika jumlah yang diminta 0, sedangkan jumlah yang ditawarkan 600.kelebihan kedua terjadi ketika jumlah yang diminta 75 dan jumlah barang yang ditawarkan 525. Kelebihan penawaran ini memaksa harga turun menuju ekuilibrium.
 - Kelebihan Permintaan
                Perhatikan titik S dan d1 Sepanjang titik S dan d1 disebut kelebihan pertama terjadi ketika jumlah yang diminta 600 dan jumlah yang ditawarkan 0. kelebihan kedua terjadi ketika jumlah yang diminta adalah 525 dan jumlah yang ditawarkan 75. kekurangan penawaran ini memaksa harga naik menuju ekuilibrium.
 -  PERUBAHAN HARGA KESEIMBANGAN
                Keadaan keseimbangan dipasar adalah suatu keadaan yang tergantung pada kondisi-kondisi permintaan dan penawaran yang berlaku pada saat-saat tertentu. Pasar hanya dapat dikatakan dalam keadaan keseimbangan selama kondisi apakah kondisi permintaan atau kondissi penawaran atau keduanya berubah, maka akan mengakibatkan harga pasar bergeser dari keadaan ekuilibrium yang ada ke keadaan yang baru.



Bab III & IV
Perilaku Konsumen
1.       Pendahuluan
Perilaku konsumen :
Adalah tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat mengilustrasikan pencarian untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki suatu produk dan jasa mereka. Focus dari perilaku konsumen adalah bagaimana individu membuat keputusan untuk menggunakan sumber daya mereka yang telah tersedia untuk mengkonsumsi suatu barang.
Dua wujud konsumen
1. Personal Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk penggunaannya sendiri.
2. Organizational Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan organisasi tersebut.
Production concept
Konsumen pada umumnya lebih tertarik dengan produk-produk yang harganya lebih murah. Mutlak diketahui bahwa objek marketing tersebut murah, produksi yang efisien dan distribusi yang intensif.
Product concept
Konsumen akan menggunakan atau membeli produk yang ditawarkan tersebut memiliki kualitas yang tinggi, performa yang terbaik dan memiliki fitur-fitur yang lengkap.
Selling concept
Marketer memiliki tujuan utama yaitu menjual produk yang diputuskan secara sepihak untuk diproduksi.
Marketing concept
Perusahaan mengetahui keinginan konsumen melalui riset yang telah dilakukan sebelumnya, kemudian memproduksi produk yang diinginkan konsumen. Konsep ini disebut marketing concept.
Market segmentation
Membagi kelompok pasar yang heterogen ke kelompok pasar yang homogen.
Market targeting
Memlih satu atau lebih segmen yang mengidentifikasikan perusahaan untuk menentukan.
Positioning
Mengembangkan pemikiran yang berbeda untuk barang dan jasa yang ada dalampikiran konsumen.
Menyediakan nilai pelanggan didefinisikan sebagai rasio antara keuntungan yang dirasakan sumber-sumber (ekonomi, fungsional dan psikologi) digunakan untuk menghasilkan keuntungan-keuntungan tersebut. Keuntungan yang telah dirasakan berupa relative dan subjektif.
Kepuasan pelanggan adalah persepsi individu dari performa produk atau jasa dalam hubungannya dengan harapan-harapan.
Mempertahankan konsumen adalah bagaimana mempertahankan supaya konsumen tetap loyal dengan satu perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain, hamper dalam semua situasi bisnis, lebih mahal untuk mencari pelanggan baru dibandingkan mempertahankan yang sudah ada.
Etika pasar dan tanggung jawab social
Konsep pemasaran social mewajibkan semua pemasar wapada terhadap prinsip tanggung jawab social dalam memasarkan barang atau jasa mereka, oleh sebab itu pemasar harus mampu memuaskan kebutuhan dan keinginan dari targt pasar mereka. Praktek etika dan tangung jawab social dalah bisnis yang bagus, tidak hanya meningkatkan penjualan tetapi menghasilkan kesan yang baik.
Model sederana dari pengambilan keputusan yang dibuat oleh pelanggan
- Input stage mempengaruhi pengakuan konsumen dari sebuah kebutuhan produk dan terdiri dari dua (2) sumber informasi, yaitu usaha pemasaran perusahaan dan pengaruh sosiologi dari luar pelanggan.
- Output stage terdiri dari dua (2) pendekatan yang erat hubungannya dengan aktivitas pengambilan keputusan yang sudah diambil.
The Traditional Marketing Concept Value and Retention Focused Marketing
- Hanya membuat sesuatu yang dapat dijual selaindari mencoba untuk menjual apa yang telah dibuat.
- Jangan memfokuskan kepada produk, fokuskan pada kebutuhan yang memuaskan.
- Menyesuaikan produk pasar dan jasa dengan konsumen daripada melihat penawaran dari pesaing.
- Meneliti kebutuhan konsumen dan karakteristiknya.
- Mengerti proses perilaku pembelian dan keuntungannya terhadap perilaku konsumen.
- Segmentasi pasar berdasrkan kebutuhan konsumen dari segi geografi, demografi, psikologi, sosiokultural, gaya hidup dan karakteristik lainnya. o Menggunakan teknologi yang dapat membantu konsumen untuk menyesuaikan diri terhadap apa yang kita buat.
- Focus pada nilai suatu produk, sebanding dengan kebutuhan yang telah dipuaskan.
- Memanfaatkan dan mengerti kebutuhan konsumen untuk meningkatkan penawaran yang diterima konsumen lebih baik dari penawaran pesaing.
- Meneliti tingkat keuntungan disertai dengan bermacam-macam kebutuhan konsumen dan karakteristiknya.
- Mengerti perilaku konsumen dalam hubungannya dengan produk perusahaan.
- Menggunakan segmentasi hybrid yang mengkombinasikan sementasi tradisional dengan data pada tingkat pembelian konsumen dan pola penggunaan pada produk.
2.       Pendekatan Perilaku Konsumen
Pendekatan untuk mempelajari perilaku konsumen dalam memproduksi suatu barang :
a.       Pendekatan Kardinal
        Kepuasan seorang konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang dapat diukur dengan satuan kepuasan, misalnya uang.
Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi kan menambah kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu. Tambahan kepuasan yang diperoleh daripenambahan jumlah barang yang dikonsumsi disebut kepuasan marginal ( marginal utility ). Berlaku hokum tambahan kepuasan yang semakin menurun (the law of diminishing marginal utility), yaitu besarnya kepuasan marginal akan selalu menurun dangan bertambahnya jumlah barang yang di konsumsi secara terus menerus.
b.      Pendekatan Ordinal
Kelemahan pendekatan cardinal terleytak pada anggapan yang digunakan bahwa kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang dapat diukur dengan satuan kepuasan. Pada kenyataannya pengukuran semacam ini sulit. Pendekatan ordinal mengukur kepuasan konsumen dengan angka ordinal atau relative, tingkat kepuasan konsumen dengan menggunakan kurva indiferens ( kurva yang menunjukan tingkat kombinasi jumlah barang yang dikonsumsi yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama ).



3.       Konsep Elastisitas
                Dalam ilmu ekonomi, elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional dari sebuah variabel dengan perubahan variable lainnya. Dengan kata lain, elastisitas mengukur seberapa besar besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan harga.
Penggunaan paling umum dari konsep elastisitas ini adalah untuk meramalkan apa yang akan barang/jasa dinaikkan. Pengetahuan mengenai seberapa dampak perubahan harga terhadap permintaan sangatlah penting. Bagi produsen, pengetahuan ini digunakan sebagai pedoman seberapa besar ia harus mengubah harga produknya. Hal ini sangat berkaitan dengan seberapa besar penerimaan penjualan yang akan ia peroleh. Sebagai contoh, anggaplah biaya produksi sebuah barang meningkat sehingga seorang produsen terpaksa menaikkan harga jual produknya. Menurut hukum permintaan, tindakan menaikkan harga ini jelas akan menurunkan permintaan. Jika permintaan hanya menurun dalam jumlah yang kecil, kenaikan harga akan menutupi biaya produksi sehingga produsen masih mendapatkan keuntungan. Namun, jika peningkatan harga ini ternyata menurunkan permintaan demikian besar, maka bukan keuntungan yang ia peroleh. Hasil penjualannya mungkin saja tidak dapat menutupi biaya produksinya, sehingga ia menderita kerugian. Jelas di sini bahwa produsen harus mempertimbangkan tingkat elastisitas barang produksinya sebelum membuat suatu keputusan. Ia harus memperkirakan seberapa besar kepekaan konsumen atau seberapa besar konsumen akan bereaksi jika ia mengubah harga sebesar sepuluh persen, dua puluh persen, dan seterusnya.

Definisi matematis

Koefesien elastisitas diukur dari persentase perubahan kuantitas barang dibagi dengan persentase perubahan harga. Secara sederhana kalimat tersebut dapat dirumuskan:
E_{x,y} \simeq \left|\frac{{\rm percent\ 
change\ in}\ x}{{\rm percent\ change\ in}\ y}\right|,
Atau secara umum, elastisitas "y terhadap x" adalah:
E_{x,y} = \left|\frac{\partial \ln x}{\partial
 \ln y}\right| = \left|\frac{\partial x}{\partial 
y}\cdot\frac{y}{x}\right|.
Elastisitas biasa disimbolkan sebagai 'E', 'e' atau epsilon kecil, 'ε'. Selain elastisitas linier tersebut ada juga elastisitas non linier
Elastisitas Permintaan
                Elastisitas harga permintaan adalah suatu alat/konsep yang digunakan untuk mengukur derajat kepekaan/ respon perubahan jumlah/ kualitas barang yang dibeli sebagai akibat perubahan faktor yang mempengaruhi.
                Dalam hal ini pada dasrnya ada tiga variabel utama yang mempengaruhi, maka dikenal tiga elastisitas permintaan, yahitu :
  1. elastisitas harga permintaan
  2. elastisitas silang
  3. elastisitas pendapatan
Elastisitas Harga Permintaan (the price elasticity of demand)
                Elastisitas harga permintaan adalah derajat kepekaan/ respon jumlah permintaan akibat perubahan harga barang tersebut atau dengan kata lain merupakan perbadingan daripada persentasi perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan pada harga di pasar, sesuai dengan hukum permintaan, dimana jika harga naik, maka kuantitas barang turun Dan sebaliknya.
                Sedangkan tanda elastisitas selalu negatif, karena sifat hubungan yang berlawanan tadi, maka disepakati bahwa elastisitas harga ini benar indeksnya/koefisiennya dapat kurang dair, dama dengan lebih besar dari satu Dan merupakan angka mutlak (absolute), sehingga permintaannya dapat dikatakan :
  1. Tidak elastisitas (in elastic)
  2. Unitari (unity) dan
  3. Elastis (elastic)
Dengan bentuk rumus umum sebagai berikut :

                   Δ Q        ΔP                           Δ Q                 P
      Eh                    :              atau Eh =                  X
                     Q           P                             ΔP                  Q
Dimana :
Eh          adalah elastisitas harga permintaan
Q           adalah Jumlah barang yang diminta
P            adalah harga barang tersebut
Δ           adalah delta atau tanda perubahan.
Hasil akhir dari elastisitas tersebut memberikan 3 kategori :
  1. Apabila perubahan harga (ΔP) mengakibatkan perubahan yang lebih besar dari jumlah barnag yang diminta (Δ Q), sisebut dengan elastisitas yang elastis (elastic), dimana besar koefisiennya adalah besar dari satu (Eh.1). Nemtuk kurva permintaannya lebih landai. [ % ΔP < % Δ Q].
  2. Apabila persentase perubahan harga (% ΔP) sama besarnya dengan persentase perubahan jumlah barang yang diminta (% Δ Q), disebut dengan elastisitas yang unity (unitari), dimana besar koefisiennnya adalah sama dengan satu (eh=1), bentuk kurva permintaannya membentuk sudut 45 derajat dari titik asal [% ΔP = % Δ Q].
  3. Apabila persentase perubahan harga (% ΔP) mengakibatkan perubahan kenaikan jumlah barang yang diminta (% Δ Q) yang lebih kecil,disebut dengan elastisitas yang in elastic dimana besar keofisiennya lebih kecil dari satu (Eh<1). Bentuk kurva permintaannya lebih vuram[ % ΔP > % Δ Q].
Pembagian kedalam tiga kategori tersebut disebabkan karena perbedaan total penerimaan (Total Renenue)nya sebagai akibat perubahan harga masing-masing kategori.
Pada suatu kurva permintaan akan terdapat ketiga keadan tersebut, tergantung dititik mana mengjkurnya. Pada harga tinggi, elastisitasnya lebih besar dari satu atau elastis, pada harga yang rendah elastisitasnya kurang dari satu atau tidak elastis (in elastic), sedangkan titik tengah dari kurva permintaan mempunya elastisitas sama dengan satu atau unity (unitari),
Disamping tiga bentuk elastisitasharga permintaan diatas, ada dua lagi elastisitas harga permintaan, yaitu :
  1. Permintaan yang elastis sempurna (perfectly Elastic), ini merupakan tingkat yang paling tinggi dari kemungkinan elastisitas, dimana respon yang paling besar dari jumlahbarang yang diminta terhadap harga, bentuk kurva permintaannya merupakan garis horizontal dengan sempurna sejajar dengan sumbu gabris horizontal dengan sempurna sejajar dengan sumbu datar, besar elastisitasnya tidak berhingga (Eh =ς) pada kondisi ini berapapun jumlah permintaan, harga tidak berubah atau pada tingkat harga yang jumlah permintaan dapat lebih banyak.
  2. Kurva permintaan yang tidak elastis sempurna (perfectly inelastic), ini merupakan tingkat paling rendah dari elastisitas, dimana respon yang jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga adalah sangat kecil, bentuk kurva permintaannya vertikal dengan sempurna sejajar dengan sumbu tegak, besar koefisien elastisitasnya adalah nol (Eh = 0), artinya bagaimanapun harga tinggi, konsumen tidak akan mengurangi jumlah permintaannya.
Masing-masing bentuk kurva elastisitas harga tersebut,
Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Harga Permintaan
                Elastisitas harga permintaan mengukur tingkat reaksi konsumer terhadap perubahan harga. Elastisitas ini dapat menceritakan pada produsen apa yang terjadi terhadap penerimaan penjualan mereka, jika mereka merubah strategi harga, apakah kenaikan/menurunkan jumlah barang yang akan dijualnya.
 Ada beberapa faktor yang menentukan elastisitas harga permintaan :
  1. Tersedia atau tidaknya barang pengganti di pasar
  2. Jumlah pengguna/tingkat kebutuhan dari barang tersebut
  3. Jenis barang dan pola preferensi konsumen
  4. Periode waktu yang tersedia untuk menyesuaikan terhadap perubahan harga/periode waktu penggunaan barang tersebut.
  5. Kemampuan relatif anggaran untuk mengimpor barang
 Elastisitas akan besar bilamana :
  1. terdapat banyak barang subsitusi yang baik
  2. harga relatif tinggi
  3. ada banyak kemungkinan-kemungkinan penggunaan barang lain
 Elastisitas umumnya akan kecil, bilamana :
  1. benda tersebut digunakan dengan kombinasi benda lain
  2. barang yang bersangkutan terdapat dalam jumlah banyak, dan dengan harga-harga yang rendah.
  3. Untuk barang tersebut tidak terdapat barang-barang substitusi yang baik, Dan benda tersebut sangat dibutuhkan.

Elastisitas Silang (The Cross Price Elasticity of demand)
   Permintaan konsumen terhadap suatu barang tidak hanya tergantung pada harga barang tersebut. Tetapi juga pada preferensi konsumen, harga barang subsitusi dan komplementer Dan juga pendapatan.
              Para ahli ekonomi mencoba mengukur respon/reaksi permintaan terhadap harga yang berhubungan dengan barang tersebut, disebut dengan elastisitas silang (Cross Price Elasticity of demand)
              Perubahan harga suatu barang akan mengakibatkan pergeseran permintaan kepada produk lain, maka elastisitas silang (Exy) adalah merupakan persentase perubahan permintaan dari barang X dibagi dengan persentase perubahan harga dari barang Y
              Apabila hubungan kedua barang tersebut (X dan Y) bersifat komplementer (pelengkap) terhadap barang lain itu, maka tanda elastisitas silangnya adalah negatif, misalnya  kenaikan harga tinta akan mengakibatkan penurunan permintaan terhadap pena.
              Apabila barang lain tersebut bersifat substitusi (pengganti) maka tanda elastisitas silangnya adalah positif, misalnya kenaikan harga daging ayam akan mengakibatkan kenaikan jumlah permintaan terhadap daging sapi Dan sebaliknya.
Bentuk umum dari Elastisitas silang adalah :
 ΔQx       Py
Es = ——- x ——-  > 0                     Substitusi
          Δ Px      Qx

         Δ Qy       Px
Es = ——- x ——-  < 0                     Komplementer
         Δ Py       Qy

Perlu dicatat bahwa indeks/koefisien elastisitas tidak sama dengan lereng dari kurva atau slope dari kurva permintaan. Bila elastisitas tersebut no (0) berarti tidak ada hubungan antara suatu barang dengan barang lain.
Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of Demand) 
Suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada pendapatan konsumer akan berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang, besarnya pengaruh perobahan tersebut diukur dengan apa yang disebut elastisitas pendapatan.
Elastisitas pendapatan ini dapat dihitung dengan membagi persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase perobahan pendapatan, dengan rumus.
 Δ Q                Δ Y                                        Δ Q                Y
Em  =  ——-      :    ——–             atau      Em  = ——–   x     ——–
              Q                   Y                                          ΔY                 Q

Jika Em= 1 (Unity), maka 1 % kenaikan dalam pendapatan akan menaikkan 1 % jumlah barang yang diminta;
Jika Em>1 (Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian yang lebih besar dari pendapatan terhadap barang.
Jika pendapatan naik; jika Em < 1 (in Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian pendapatan yang lebih kecil untuk suatu barang, bila pendapatannya naik.
Apabila yang terjadi adalah kenaikkan pendapatan yang berakibatkan naiknya jumlah barang yang diminta, maka tanda elastisitas tersebut adalah positif dan barang yang diminta sebut barang normal atau superior.
Bila kenaikan dalam pendapatan tersebut berakibat berkurangnya jumlah suatu barang yang diminta, maka tanda elastisitas terhadap barang tersebut adalah negatif dan barang ini disebut dengan barang inferior atau giffen.
Elastisitas Penawaran
Elastisitas Harga Penawaran (The Price Elasticity of Suply)
                Sama hal dengan perhatian elastisitas harga pada permintaan, maka pengertian elastisitas harga pada penawaran, diartikan sebagai suatu alat untuk mengukur respon produsen terhadap perobahan harga, penghitungan elastisitas harga penawaran sama dengan penghitungan pada elastisitas harga permintaan, hanya saja perbedaan pengertian jumlah barang diminta diganti dengan jumlah barang yang ditawarkan.

Δ Qs             P
Es. =  ——–    x   ——–
Δ P                Q

Dimana :
Q         adalah jumlah barang yang ditawarkan;
P          adalah harga barang;
S          adalah delta atau perobahan.

Seperti terhadap koefisien elastisitas harga permintaan, koefisien penawaran tersebut juga dapat dibagi kedalam tiga  kategori, yaitu :
(a)             Elastis (Es > 1)
(b)            In Elastis (Es < 1),
(c)             Unity (Es = 1).
(d)            Elastis Sempurna (Es = ~ );
(e)             In Elastis Sempurna (Es = 0).
Disamping tiga bentuk elastisitasharga permintaan diatas, ada dua lagi elastisitas harga permintaan, yaitu :
  1. Permintaan yang elastis sempurna (perfectly Elastic), ini merupakan tingkat yang paling tinggi dari kemungkinan elastisitas, dimana respon yang paling besar dari jumlahbarang yang diminta terhadap harga, bentuk kurva permintaannya merupakan garis horizontal dengan sempurna sejajar dengan sumbu gabris horizontal dengan sempurna sejajar dengan sumbu datar, besar elastisitasnya tidak berhingga (Eh =ς) pada kondisi ini berapapun jumlah permintaan, harga tidak berubah atau pada tingkat harga yang jumlah permintaan dapat lebih banyak.
  2. Kurva permintaan yang tidak elastis sempurna (perfectly inelastic), ini merupakan tingkat paling rendah dari elastisitas, dimana respon yang jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga adalah sangat kecil, bentuk kurva permintaannya vertikal dengan sempurna sejajar dengan sumbu tegak, besar koefisien elastisitasnya adalah nol (Eh = 0), artinya bagaimanapun harga tinggi, konsumen tidak akan mengurangi jumlah permintaannya.
Masing-masing bentuk kurva elastisitas harga tersebut,
Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Harga Permintaan
                Elastisitas harga permintaan mengukur tingkat reaksi konsumer terhadap perubahan harga. Elastisitas ini dapat menceritakan pada produsen apa yang terjadi terhadap penerimaan penjualan mereka, jika mereka merubah strategi harga, apakah kenaikan/menurunkan jumlah barang yang akan dijualnya.

Ada beberapa faktor yang menentukan elastisitas harga permintaan :
  1. Tersedia atau tidaknya barang pengganti di pasar
  2. Jumlah pengguna/tingkat kebutuhan dari barang tersebut
  3. Jenis barang dan pola preferensi konsumen
  4. Periode waktu yang tersedia untuk menyesuaikan terhadap perubahan harga/periode waktu penggunaan barang tersebut.
  5. Kemampuan relatif anggaran untuk mengimpor barang
 Elastisitas akan besar bilamana :
  1. terdapat banyak barang subsitusi yang baik
  2. harga relatif tinggi
  3. ada banyak kemungkinan-kemungkinan penggunaan barang lain
 Elastisitas umumnya akan kecil, bilamana :
  1. benda tersebut digunakan dengan kombinasi benda lain
  2. barang yang bersangkutan terdapat dalam jumlah banyak, dan dengan harga-harga yang rendah.
  3. Untuk barang tersebut tidak terdapat barang-barang substitusi yang baik, Dan benda tersebut sangat dibutuhkan.
 Elastisitas Silang (The Cross Price Elasticity of demand)
Permintaan konsumen terhadap suatu barang tidak hanya tergantung pada harga barang tersebut. Tetapi juga pada preferensi konsumen, harga barang subsitusi dan komplementer Dan juga pendapatan.
              Para ahli ekonomi mencoba mengukur respon/reaksi permintaan terhadap harga yang berhubungan dengan barang tersebut, disebut dengan elastisitas silang (Cross Price Elasticity of demand)
              Perubahan harga suatu barang akan mengakibatkan pergeseran permintaan kepada produk lain, maka elastisitas silang (Exy) adalah merupakan persentase perubahan permintaan dari barang X dibagi dengan persentase perubahan harga dari barang Y
              Apabila hubungan kedua barang tersebut (X dan Y) bersifat komplementer (pelengkap) terhadap barang lain itu, maka tanda elastisitas silangnya adalah negatif, misalnya  kenaikan harga tinta akan mengakibatkan penurunan permintaan terhadap pena.
              Apabila barang lain tersebut bersifat substitusi (pengganti) maka tanda elastisitas silangnya adalah positif, misalnya kenaikan harga daging ayam akan mengakibatkan kenaikan jumlah permintaan terhadap daging sapi Dan sebaliknya.
 Bentuk umum dari Elastisitas silang adalah :
 ΔQx       Py
Es = ——- x ——-  > 0                     Substitusi
          Δ Px      Qx
          Δ Qy       Px
Es = ——- x ——-  < 0                     Komplementer
         Δ Py       Qy

                Perlu dicatat bahwa indeks/koefisien elastisitas tidak sama dengan lereng dari kurva atau slope dari kurva permintaan. Bila elastisitas tersebut no (0) berarti tidak ada hubungan antara suatu barang dengan barang lain.
Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of Demand) 
                Suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada pendapatan konsumer akan berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang, besarnya pengaruh perobahan tersebut diukur dengan apa yang disebut elastisitas pendapatan.
                Elastisitas pendapatan ini dapat dihitung dengan membagi persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase perobahan pendapatan, dengan rumus.
 Δ Q                Δ Y                                        Δ Q                Y
Em  =  ——-      :    ——–             atau      Em  = ——–   x     ——–
              Q                   Y                                          ΔY                 Q

Jika Em= 1 (Unity), maka 1 % kenaikan dalam pendapatan akan menaikkan 1 % jumlah barang yang diminta;
Jika Em>1 (Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian yang lebih besar dari pendapatan terhadap barang.
Jika pendapatan naik; jika Em < 1 (in Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian pendapatan yang lebih kecil untuk suatu barang, bila pendapatannya naik.
Apabila yang terjadi adalah kenaikkan pendapatan yang berakibatkan naiknya jumlah barang yang diminta, maka tanda elastisitas tersebut adalah positif dan barang yang diminta sebut barang normal atau superior.

                Bila kenaikan dalam pendapatan tersebut berakibat berkurangnya jumlah suatu barang yang diminta, maka tanda elastisitas terhadap barang tersebut adalah negatif dan barang ini disebut dengan barang inferior atau giffen.
 Elastisitas Penawaran
Elastisitas Harga Penawaran
(The Price Elasticity of Suply)
Sama hal dengan perhatian elastisitas harga pada permintaan, maka pengertian elastisitas harga pada penawaran, diartikan sebagai suatu alat untuk mengukur respon produsen terhadap perobahan harga, penghitungan elastisitas harga penawaran sama dengan penghitungan pada elastisitas harga permintaan, hanya saja perbedaan pengertian jumlah barang diminta diganti dengan jumlah barang yang ditawarkan.

Δ Qs             P
Es. =  ——–    x   ——–
Δ P                Q

Dimana :
Q         adalah jumlah barang yang ditawarkan;
P          adalah harga barang;
S          adalah delta atau perobahan.

Seperti terhadap koefisien elastisitas harga permintaan, koefisien penawaran tersebut juga dapat dibagi kedalam tiga  kategori, yaitu :
(a)             Elastis (Es > 1)
(b)            In Elastis (Es < 1),
(c)             Unity (Es = 1).
(d)            Elastis Sempurna (Es = ~ );
(e)             In Elastis Sempurna (Es = 0).
 Cara Menghitung Elastisitas Permintaan
Secara garis besar ada dua cara dalam mengukur besaran elastisitas permintaan, yaitu :

(1)  Elastisitas Titik (Point elasticity)
Cara ini digunakan untuk mengukur elastisitas yang perubahan harga dan jumlah yang diminta relatif sangat kecil atau limit mendekati nol, hal ini dapat dibuktikan,

(1)  Elastisitas Busur (Art Elastisity)
Cara kedua ini digunakan untuk mengukur perubahan harga dan jumlah permintaan yang besar.
Cara penghitungan ini terbagi dalam dua bentuk :

  1. Elastisitas Jarak.
Suatu cara mengukur elastisitas yang besar, tetapi bersifat searah, seperti diukur dari titik A ke titik B tidak sama besar hasilnya bila diukur dari titik B ke titik A.

  1. Elastisitas Jarak dengan Modifikasi / mid point;
Suatu cara dalam mengukur besaran elastisitas tanpa memperhatikan arah, apakah dimulai dari titik A ke titik B atau sebaliknya, dimana cara ini tidak akan ada perbedaan dari hasilnya, tujuan dari metode perhitungan ini adalah untuk mengatasi kelemahan pada cara pengukuran jarak (a).

Elastisitas Penawaran Ditinjau dari Sudut Waktu
                Elastisitas penawaran juga tergantung kepada waktu, apabila harga berobah, para ahli ekonomi membedakan tiga waktu/masa bagi produsen dalam rangka menyesuaikan jumlah barang yang akan ditawarkan dengan perobahan harga tersebut.
                Secara umum, semakin lebih panjang waktu produsen untuk menyesuaikan diri terhadap perobahan harga, semakin besar elastisitas penawaran.
Adapun tiga waktu tersebut adalah :
(1)  tiga Immediate Run / Momentary Period / Market Period, suatu periode waktu yang sangat pendek, dimana jumlah barang yang terdapat di pasar tidak dapat dirubah, yaitu hanya sebanyak yang ada di pasar, kurva penawaran in elastis sempurna.
Seperti yang diperlihatkan gambar. 3.4.a.
               The short Run, adalah suatu periode waktu yang cukup panjang bagi suatu perusahaan untuk memproduksi barang, tetapi tidak cukup panjang untuk mengembangkan kapasitas atau masuk pasar bagi perusahaan baru, sehingga out put hanya dapat dikembangkan sebatas kapasitas yang ada, bentuk kurva penawaran Unity.
                The Long Run, adalah suatu periode waktu yang sangat panjang bagi perusahaan baru untuk masuk kedalam pasar dan bagi perusahaan lama untuk membuat perencanaan untuk pengembangan perusahaan yang lebih memungkinkan untuk menyesuaikan diri dengan perobahan harga, bentuk kurva penawarannya lebih elastis,
Cara Menghitung Elastisitas Permintaan
Secara garis besar ada dua cara dalam mengukur besaran elastisitas permintaan, yaitu :
(1)  Elastisitas Titik (Point elasticity)
Cara ini digunakan untuk mengukur elastisitas yang perubahan harga dan jumlah yang diminta relatif sangat kecil atau limit mendekati nol, hal ini dapat dibuktikan, 
(1)  Elastisitas Busur (Art Elastisity)
Cara kedua ini digunakan untuk mengukur perubahan harga dan jumlah permintaan yang besar.
Cara penghitungan ini terbagi dalam dua bentuk :                                                          
a.      Elastisitas Jarak.
Suatu cara mengukur elastisitas yang besar, tetapi bersifat searah, seperti diukur dari titik A ke titik B tidak sama besar hasilnya bila diukur dari titik B ke titik A 
a.      Elastisitas Jarak dengan Modifikasi / mid point.
Suatu cara dalam mengukur besaran elastisitas tanpa memperhatikan arah, apakah dimulai dari titik A ke titik B atau sebaliknya, dimana cara ini tidak akan ada perbedaan dari hasilnya, tujuan dari metode perhitungan ini adalah untuk mengatasi kelemahan pada cara pengukuran jarak (a). 
Elastisitas dan Penerimaan
                Elastisitas berhubungan dengan reaksi jumlah barang terhadap perubahan harga, pada suatu kurva permintaan atau penawaran tertentu.
                Elastisitas perlu diketahui oleh penjual sebab; jika jumlah barang besar reaksinya terhadap perubahan harga, maka suatu penurunan harga akan menaikkan jumlah pengeluaran konsumen untuk barang tersebut, berarti juga menaikkan penghasilan.
                Jika jumlah barang tidak ada atau kecil reaksinya terhadap perubahan harga, maka penurunan harga hanya akan menurunkan jumlah penghasilan yang diterima penjual dari penjualan barang tersebut.
                Bagi penjual yang penting adalah hubungan antara perubahan harga, elastisitas dan jumlah penerimaan penjual, jika kuantitas dikalikan dengan harga per unit, maka akan menghasilkan jumlah penerimaan, karena total penerimaan dari penjualan dalam suatu pasar adalah sama dengan harga produk kali dengan harga barang yang dijual (TR = P x Q).
                Koefisien dari elastisitas permintaan dapat dipakai untuk meramalkan apa yang akan terjadi terhadap total penerimaan dari penjualan; apa yang akan terjadi dengan total pengeluaran konsumen bila harga berobah.
                Sepanjang kurva permintaan, Harga dan Quantitas barang akan selalu bergerak berlawanan arah, suatu penurunan harga (p) akan memberikan total penerimaan yang lebih rendah dan suatu kenaikkan kuantitas (Q) akan menaikkan total penerimaan (TR).
                Apa yang sesungguhnya terjadi terhadap Total Penerimaan, tergantung kepada reaksi permintaan terhadap perobahan harga barang.
                Pada permintaan yang elastis, maka penurunan harga mengakibatkan persentase kenaikkan kuantitas yang dijual melebihi persentase turunnya harga, sehingga akan menyebabkan kenaikkan jumlah penerimaan.
                Pada permintaan yang in elastis, maka suatu penurunan harga akan memberikan kenaikkan kuantitas yang terjual relatif lebih kecil daripada penurunan harga, sehingga jumlah penerimaan penjual menjadi turun.
                Pada permintaan yang unitari, maka persentase kenaikan kuantitas akan sama dengan persentase harga, dan jumlah penerimaan penjual akan tetap tidak berubah jika terjadi kenaikkan harga dan sebaliknya.
                Oleh karena itu, seorang penjual yang akan merubah harga harus memperhatikan elastisitas permintaan setiap tingkat harga tersebut.
                Jadi berobahnya total penerimaan (TR) dapat memberikan cara yang cepat, untuk meneliti apakah suatu titik berada pada titik elastis, in elastis dan unitari, dengan cara :
a)     Bilamana P diturunkan dan TR menurun pula, maka permintaan adalah inelastis, atau jika P dan TR bergerak arah yang sama, maka Eh < 1;
b)     Bilamana P diturunkan dan menyebabkan TR meningkat, maka permintaan adalah elastis, atau jika P dan TR bergerak berbeda arah, maka Eh > 1;
c)     Bilamana P dinaikkan atau diturunkan, sedangkan TR sama saja, maka permintaan bersifat elastis kesatuan (unity) atau jika TR tidak berobah, ketika P berobah, maka Eh = 1.










                                                                                                                                                                          







soal latihan Bab 1
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar.
1.
Sistem aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran,
dan konsumsi barang dan jasa, disebut…
a.
Ekonomi
d.
Ekonos
b.
Ekonom
e.
Ekosistem
c.
Ekonomis
2.
Dibawah ini merupakan empat aspek yang erat hubungannya dengan metodologi dalam analisis
ekonomi, kecuali…
a.
Masalah pokok ekonomi yang di hadapi setiap masyarakat.
b.
Jenis-jenis analisis ekonomi.
c.
Ciri-ciri utama suatu teori ekonomi dan kegunaan teori ekonomi.
d.
Kenaikan harga bahan pokok yang signifikan.
e.
Bentuk-bentuk alat analisis yang digunakan pakar ekonomi dalam menerangkan teori ekonomi   
dan menganalisis berbagai peristiwa yang terjadi dalam perekonomian.
3.
Yang dimaksudkan dengan kebutuhan masyarakat adalah…
a.
Barang-barang yang diinginkam masyarakat.
b.
barang-barang kebutuhan pokok
c.
Barang- barang yang bisa menyanangkan masyarakat.
d.
keinginan masyarakat untuk mengkonsumsi barang dan jasa.
e.
Keinginan akan barang-barang kemewahan.
4.
Yang bukan termasuk jenis dari Faktor-faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian adalah...
a.
Tanah dan sumber alam
d.
Keahlian keusahawanan
b.
Tenaga kerja
e.
Keinginan
c.
Modal
5.
Definisi dari teori makroekonomi adalah…
a.
satu bidang dalam ilmu ekonomi yang menganalisis mengenai bagian-bagian kecil
dari keseluruhan kegiatan perekonomian.
b.
satu bidang Ilmu yang mempelajari kegiatan-kegiatan ekonomi kecil.
c.
satu bidang dalam ilmu ekonomi yang menganalisis keseluruhan kegiatan perekonomian.
d.
satu bidang Ilmu yang mempelajari kegiatan-kegiatan ekonomi secara menyeluruh.
e.
Satu bidang ekonomi yang menghasilkan pemahaman ekonomi secara menyeluruh.
6.
Yang termasuk masalah-msalah pokok ekonomi menurut aliran klasik adalah...
a.
Masalah ekonomi
d.
Masalah Politik
b.
Masalah Produksi
e.
Masalah budaya
c.
Masalah sosial
7.
Berikut ini adalah macam-macam system ekonomi, kecuali…
a.
System ekonomi pasar
d.
system ekonomi tradisional
b.
System ekonomi informasi
e.
Sytem ekonomi komando
c.
System ekonomi campuran
8.
Sistem ekonomi liberal memiliki beberapa ciri utama…
a.
Hak milik perorangan diakui.
d.
Diserahkan kepada pasar
b.
Tidak terpusat
e.
Semua benar
c.
Berporos pada system
9.
Yang termasuk masalah pokok ekonomi dalam aliran modern...
a.
Bagaimana cara memulai.
d.
A dan b Benar.
b.
bagaimana memasarkannya.
e.
Semua benar
c.
Bagaimana cara memproduksi.
10.
Teori ekonomi dibagi dalam berapa macam…
a.
4
d.
5
b.
2
e.
8
c.
3















Kunci jawaban bab 1
1.      a
2.      d
3.      d
4.      e
5.      a
6.      b
7.      b
8.      a
9.      c
10.   b















soal latihan Bab 2
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar.
1.
Sejumlah barang atau jasa yang mau dan mampu dibeli oleh konsumen pada berbagai tingkat harga
dan waktu tertentu disebut…
a.
Pasar
d.
Produksi
b.
Permintaan
e.
Konsumsi
c.
penawaran
2.
Permintaan yang didukung daya beli tetapibelum dilaksanakan adalah permintaan…
a.
Absolute
d.
riil
b.
Efektif
e.
nominal
c.
Potensial
3.
Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran
1.
Pendapatan
4. Intesistas kebutuhan
2.
Selera
5. Teknologi
3.
Biaya Produksi
6. Harapan mendapat laba
Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran
a.
1,2,3
d.
3,5,6
b.
2,3,5
e.
4,5,6
c.
3,4,5
4.
Saat harga Rp 200,00 jumlah yang diminta 50 unit dan saat harga Rp 300,00 jumlah yang diminta
40 unit. Persamaan fungsi adalah…
a.
Q=0,10P-70
d.
Q=-0,10 P -70
b.
Q= -0,10P+70
e.
Q= P+70
c.
Q=0,10P+70
5.
Bila harga naik menyebabkan jumlah barang yang diterima turun. Kejadian ini umumnya
disebabkan oleh...
a.
sibtutution effect
d.
ceteris paribus
b.
income effect
e.
hokum penawaran
c.
kebudayaan
6.
Pajak yang ditarik oleh pemerintah, akan menyebabkan harga…
a.
Turun
d.
konstan
b.
Naik
e.
Naik turun
c.
Tetap
7.
Diketahui fungsi penawaran P=2Q + 2000. bila harga Rp 10.000,00 jumlah barang yang ditawarkan...
a.
2000
d.
5000
b.
3000
e.
6000
c.
4000
8.
Pada tingkat harga Rp 500,00/unit jumlah barang yang ditawarkan 1.000 unit, seminggu kemudian
harga yang sama jumlah barang yang ditawarkan 2.000. barang yang demikian mempunyai penawaran.
a.
elastis
d.
sempurna
b.
elastis sempurna
e.
elastis satuan
c.
inelatis
9.
Harga pasar adalah harga yang terjadi pada saat…
a.
jumlah permintaan lebih besar dari jumlah penawaran
b.
jumlah permintaan lebih besar dari jumlah penawaran
c.
jumlah permintaan lebih kecil dari jumlah penawaran
d.
jumlah konsumen sama dengan jumlah produsen di pasar
e.
jumlah permintaan dan penawaran sama dengan nol.
10.
jumlah permintaan dan penawaran sama dengan nol.
a.
pada harga Rp 50,00 jumlah yang diminta 10 unit
b.
jika harga Rp 40,00 jumlah yang diminta 30 unit
c.
pada harga Rp 40,00 jumlah yang diminta 40 unit
d.
pada harga Rp 40,00 jumlah yang diminta 20 unit
e.
pada harga Rp 30,00 jumlah yang diminta 30 unit













Kunci jawaban bab 2
1.
b
2.
c
3.
c
4.
e
5.
e
6.
b
7.
c
8.
a
9.
c
10.
e



















soal latihan bab 3 & 4
4
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar.
1.
Dalam ekonomi dibagi dengan berapa macam wujud konsumen..
a.
4
d.
5
b.
3
e.
8
c.
2
2.
Yang termasuk pola pendekatan perilaku konsumen adalah…
a.
Kardinal
d.
riil
b.
horizontal
e.
nominal
c.
vertikal
3.
Yang dimaksud dengan elastisitas dalam ilmu ekonomi adalah…
a.
Perbandingan antara input dan output.
b.
Perbandingan perubahan proporsional dari sebuah variabel dengan perubahan variable lainnya.
c.
perbandingan antara Harga dan barang
d.
Perbandingan kelenturan
e.
Semua salah.
4.
Koefesien elastisitas diukur dari persentase perubahan kuantitas barang dibagi dengan persentase
perubahan harga. Adalah definisi matematis dari…
a.
sistem
d.
elastisitas
b.
pemasaran
e.
penjualan
c.
ekonomi
5.
Elastisitas akan besar bilamana….
a.
harga relatif tinggi
d.
A dan b salah
b.
harga tidak menentyu
e.
Semua jawaban salah.
c.
harga rendah
6.
Elastisitas umumnya akan kecil, bilamana…
a.
harga turun
d.
konstan
b.
harga relatif tinggi
e.
penawaran tidak ada
c.
Benda tersebut digunakan dengan kombinasi benda lain.
7.
yang termasuk Cara perhitungan elastisitas permintaan adalah…
a.
Elastisitas jarak
d.
Elastisitas harga
b.
Elastisitas ekonomi
e.
Elastisitas waktu
c.
Elastisitas sytem
8.
Menaikan harga barang dalam hukum permintaan akan mempengaruhi…
a.
pemasaran
d.
penjualan
b.
permintaan
e.
penjarahan
c.
penawaran
9.
Yang bukan termasuk tiga variable utama yang mempengaruhi elastisitas permintaan adalah…
a.
elastisitas harga permintaan
b.
elastisitas silang
c.
elastisitas tambah
d.
A dan b benar
e.
c dan b benar.
10.
faktor yang menentukan elastisitas harga permintaan, kecuali…
a.
Tersedia atau tidaknya barang pengganti di pasar
b.
Jenis barang dan pola preferensi konsumen
c.
 Jumlah pengguna/tingkat kebutuhan dari barang tersebut
d.
Tidak ada perbedaan antara harga dan barang
e.
Kemampuan relatif anggaran untuk mengimpor barang

















Kunci jawaban bab 3 & 4
1.      c
2.      a
3.      b
4.      d
5.      a
6.      c
7.      a
8.      b
9.      c
10.   d