Jumat, 09 April 2010


TUGAS
Non Akademis Teori Organisasi Umum


STRATEGI PEMASARAN
WARUNG PECEL LELE


























DI SUSUN OLEH :
Rahmaddy Sutopo
11108564
2KA21







SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2010


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Usaha kecil dan menengah mempunyai peran yang sangat penting dalam menggerakkan perekonomian Indonesia. Ketika terjadi krisis ekonomi pada tahun 1998, yang mana banyak perusahaan yang gulung tikar karena sudah tidak imbang antara pendapatan dengan biaya  operasional.
Sejalan dengan tutupnya perusahaan maka banyak pula karyawan yang di-PHK. Dengan bekal uang pesangon yang dimiliki oleh mereka, sebagai contoh  mereka berusaha untuk membuat usaha sendiri yang modalnya tidak terlalu besar yaitu warung tenda pecel lele. Dengan banyaknya warung tenda pecel lele maka timbul persaingan yang semakin ketat.

B. Tujuan
Di tengah ketatnya persaingan karena banyaknya warung tenda yang berdiri disepanjang pinggir jalan protokol, untuk menghadapi itu kita harus mempunyai trik-trik tertentu supaya bisa menghadapinya agar pelanggan warung tenda yang dimiliki tetap eksis, dengan cara memberikan nilai tambah yang ada ke sebanyak mungkin pembeli sehingga pembeli untung, penjual juga untung.



BAB II
PROSES MENARIK  PELANGGAN
A. Gambaran umum warung tenda pecel lele.
Pecel lele merupakan masakan asli Indonesia yang banyak digemari oleh semua kalangan dari kelas bawah bahkan sampai atas. Makanan ini murah meriah dan mudah didapat di pinggir jalan. Dalam proses pembentukan usaha ini pun tidak terlalu sulit karena dari sisi modal tidak terlalu banyak dibutuhkan, tidak memerlukan manajemen yang rumit. Yang diperlukan adalah keahlian memasak, keterampilan dalam penyajian, modal yang sedikit dan tempat yang mudah dijangkau oleh pembeli. Dalam penyajiannya di setiap warung tenda secara umum ada kesamaannya diantaranya:
1.            Ukuran dan jenis lele yang hampir sama. Tidak ada yang istimewa    antara satu Lele dengan Lele lainnya.,
2.            Warung tenda letaknya dipinggir jalan yang mudah dijangkau oleh pembeli. Walaupun ada warung yang letaknya strategis dan tempatnya bersih.
3.            Harga satu porsi berkisar Rp. 8.000 an, lengkap dengan nasi dan teh tawar hangat. Kalau cuma beda seribu sampai dua ribu rupiah rasanya tidak terlalu signifikan.


B. Strategi untuk meningkatkan pelanggan.
Banyak jenis usaha kecil yang berorientasi sempit misalnya yang penting bisa untuk membayar karyawan dan bisa untuk numpang makan pedagang, belum pernah berpikir bagaimana meningkatkan omzet penjualan, apalagi bermimpi besar. Karena orang mati tidak membawa hartanya, dan ada pula yang punya keyakinan: "miskin tidak apa-apa asal sehat, bahagia, dan masuk surga".  Yang lebih memilukan lagi, adalah punya keyakinan kaya miskin itu takdir dari Tuhan. Walaupun bekerja keras dengan cerdas, tapi kalau takdir saya miskin ya tetap miskin, sehingga tidak ada usaha untuk berpikir mengapa usaha tidak berkembang dan terjebak dengan rutinitas. Pagi ke pasar pulang persiapan buka warung, malamnya tutup warung, tidur, besok begitu lagi seterusnyadan juga tidak merasa harus mencapai tujuan yang lebih maju, yang penting cukup untuk membayar karyawan dan bisa numpang hidup.
Untuk merubah agar usaha yang dijalani menjadi sukses dan selalu berkembang maka harus mempunyai nilai tambah dan memberikan nilai tambah yang ada ke sebanyak mungkin pembeli. Sesering mungkin sehingga pembeli untung, penjual juga untung.
Strategi agar usaha warung tenda pecel lele bisa sukses adalah:
1.                   Pemilihan lokasi yang strategis yaitu ramai, bersih dan teratur dalam menyusun lay-out warung.
2.                   Pelayanan yang ramah dan penyajian yang lebih cepat dengan mempertimbangkan jumlah pelanggan dan jumlah pelayan.
3.                   Sering mengadakan promosi dengan tujuan agar orang yang belum kenal bisa mengenal dengan cara memberikan voucher diskon atau menambah menu makanan tanpa merubah harga.
4.                   Yang lebih penting dari warung tenda pecel lele adalah membuat sambal yang khas karena sambal akan menjadi ikon yang lebih melekat pada pelanggan dibandingkan dengan yang lainnya.
Kalau makan pecel lele tapi bumbu sambalnya tidak enak, maka tidak ada yang istimewa dari warung tersebut, inti pelajarannya adalah kalau kita menjual sebuah produk (baik barang maupun jasa) yang sangat general gampang diduplikat oleh kompetitor tidak mungkin bersaing dalam soal harga, lokasi juga kurang strategis kalo dibanding sama kompetitor. Maka jangan kalah dulu sebelum bertarung. Selalu ada celah untuk memenangkan hati pelanggan.
SAMBAL adalah diferensiasi yang ditawarkan si tukang pecel lele. SAMBAL memang bukan menu utama yang dijual, tapi tanpa SAMBAL maka menu utama akan berasa biasa biasa aja. SAMBAL mungkin cuma pelengkap yang tidak dipasang price tag alias tidak dijual dengan nilai rupiah. Tetapi SAMBAL tersebut bisa memberikan nilai yang lebih dari sekedar angka angka. Sambal tersebut berhasil menancapkan image warung pecel lele tadi yang di benak konsumen, dan akan membuka peluang untuk “repeat purchase”.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan dan Saran
Dengan memahami persoalan sistem pemasaran warung tenda pecel lele yang diuraikan diatas, maka bukan hal yang sulit bagi kita untuk mengembangkannya asal ada kemauan. Sehingga diharapkan muncul jenis usaha yang baru yang strategi pemasarannya menggunakan sistem yang sama yaitu berikan nilai lebih yang sebanyak-banyaknya agar pelanggan selalu kembali membeli produk kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar